Home / Berita Umum / Penjernih Air Tukad Menggunakan Teknologi Nano Bubble

Penjernih Air Tukad Menggunakan Teknologi Nano Bubble

Penjernih Air Tukad Menggunakan Teknologi Nano Bubble – Menteri Lingkungan Hidup serta Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar membuka pemasangan penjernih air plasma generator serta nano bubble generator di Tukad (sungai) Badung, Denpasar, Bali. Dengan technologi ini dikehendaki mutu air di Tukad Badung dapat bertambah.

” Sistemnya namanya itu kan nano bubble, waktu Asian Games pernah juga kan ya, waktu Asian Games ada sungai di DKI kotor hitam serta berbau itu kita beresin gunakan nano bubble, sama saja di Depok, di Danau Pladen, skema ini simple pun, technologi dicetak oleh LIPI, ” kata Siti kala tinjau Tukad Badung, Jl Gajah Mada, Denpasar, Bali, Kamis (20/6/2019) .

Siti mengemukakan technologi nano bubble itu memanfaatkan bola-bola udara berisi oksigen buat mengurai material berbau serta kotoran dalam sungai. Ada tiga unit nano bubble yg dipasang di Tukad Badung.

” Diberikan bola-bola udara, ya bubble yg didalamnya yaitu oksigen ia bakal tangkap material yag berbau serta kotor dengan reaksi oksigen, kebanyakan air bila ia busuk itu lantaran oksigennya kurang, dengan semua material serta tak dapat diuraikan dengan cara alam, lebih kurang 1-2 minggu bisa diselesaikan, ” katanya.

Ia membawa keikutsertaan penduduk buat mengedit tabiat buang sampah ke sungai. Ditambah lagi Bali sebagai salah satunya tempat pariwisata dunia.

” Benar kata Pak Wali Kota dalam sambutan beliau yg penting sesungguhnya yaitu membawa penduduk. Jangan buang dong sampahnya, jangan tidak baik dong sungainya, begitu lebih kurang. Tempat seperti gini saat kita gak dapat sayang, tempat gini di sampah-sampahin, kan sayang begitu ya. jadi saya duga beberapa langkah membawa penduduk ditambah lagi Bali ya dinamis, ” terangnya.

Ia membawa keikutsertaan penduduk buat mengedit tabiat buang sampah ke sungai. Ia membawa keikutsertaan penduduk buat mengedit tabiat buang sampah ke sungai.

Siti lalu cerita bab pertemuannya dengan delegasi dari negara Belanda serta Inggris saat lalu. Mereka begitu tertarik perihal pengurusan sampah laut di Pulau Dewata serta partisipasi seluruh pihak mengatasinya.

” Saya waktu dialog bilateral dengan Belanda serta dengan Inggris, waktu bab bicara bab marine litter itu yg ditanyain Bali. Bagaimana perlakuan sampah di Bali, bagaimana andil swasta, saya menyebutkan Bali dinamis, berani dengan instansi apa namanya aturan-aturan kebijakan, swastanya pun beri dukungan, ” katanya.

” Apa mempunyai bentuk kata mereka, saya kenal seperti Coca-cola ia kirim truk buat angkut angkut sampah-sampah yg di pantai di Kuta, terus sejumlah umpamanya Nestle, Unilever, ia nyiapin dropbox, dropbox jadi penduduk diberikan tempat buat membuangnya sisi mana lalu diangkut dll. Jadi pada prinsipnya kerjasama ini yg penting selanjutnya, swasta penting, penduduk ditambah lagi pemerintah daerahnya memfasilitasi, ” sambung Siti.

Buat didapati penjernihan ini memanfaatkan rencana ekoriparian yg memiliki tujuan kembalikan sungai jadi sumber kehidupan, serta membuat sungai jadi halaman depan tempat publik berhubungan. Sebelum di Denpasar, perihal ini udah dipraktekkan di Sungai Ciliwung di ruas Srengseng Sawah, DKI Jakarta, di Sungai Cidadap (Anak Sungai Citarum) Propinsi Jawa Barat, di Danau Maninjau Propinsi Sumatera Barat, di Danau Toba Propinsi Sumatera Utara dan di Situ Pladen Kota Depok.

About admin