La Nyalla Suport Jokowi – Bekas Ketua Persatuan Sepak Bola Semua Indonesia yang sekarang jadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, La Nyalla Mattalitti, terdaftar mempunyai jalan politik yang berkelok. La Nyalla sempat maju mencalonkan diri jadi calon gubernur Jawa Timur waktu lalu. Akan tetapi, tujuannya tidak berhasil sebab tidak mendapatkan suport dari partai tempat ia bernaung waktu itu, Partai Gerindra. Sekarang, La Nyalla sudah mengatakan diri memberi dukungan calon presiden petahana Joko Widodo. Bukan sekedar itu, ia ikut seringkali mengatakan pengakuan polemis tentang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bekas atasannya saat bercokol di Partai Gerindra.
Pasti La Nyalla Mattalitti jadi figur yang menarik, yakni politisi yang sempat memberi dukungan dua tim politik yang berlainan, yaitu Prabowo Subianto serta Joko Widodo. Perihal ini ikut tengah jadi pembicaraan banyak warganet di Twitter memakai tagar Bumerang La Nyalla.
La Nyalla didapati berada di pihak Prabowo Subianto semenjak Prabowo digandeng Megawati jadi Calon Wakil Presiden di Pemilu 2009 sampai waktu Prabowo mencalonkan diri jadi calon presiden pada Pemilu 2014. 1. Rumah Merah Putih Pada 2014, dia buka Rumah Merah Putih menjadi basecamp simpatisan Prabowo. Rumah itu sebetulnya adalah tempat buat komune La Nyalla yang terdapat di Jalan Jaksa Agung Suprato, Surabaya, Jawa Timur. “Diperintah ataukah tidak ini semua berjalan memberi dukungan Pak Prabowo jadi presiden RI yang ke-7,” kata La Nyalla waktu peresmian Rumah Merah Putih di Surabaya, 6 Juni 2014. Rumah Merah Putih mengacu pada nama konsolidasi yang coba dibuat Prabowo-Hatta saat itu, Konsolidasi Merah Putih (KMP). 2. Penyalonan Gubernur Jawa timur Pada pertengahan 2017, La Nyalla ajukan diri jadi calon Gubernur Jawa Timur. Waktu itu dia adalah kader Partai Gerindra. “Saya ini kader Partai Gerindra, masak Gerindra tidak memberi dukungan saya?” kata La Nyalla waktu peresmian Gardu Keadilan Sosial di Surabaya, Senin (14/8/2017). “Saya telah berjumpa Prabowo, saya telah berjumpa Pak Amin Rais. Responsnya baik,” katanya. Perubahan La Nyalla tidak jadi maju dalam Pemilihan kepala daerah Jawa timur sebab diakuinya tidak penuhi keinginan partai untuk berikan dana beberapa Rp 40 miliar untuk kepentingan pekerjaan pemenangan. “Saya diminta uang Rp 40 miliar. Uang saksi diminta berikan tanggal 20 Desember 2017, jika tidak dapat, saya akan tidak direkomendasikan,” tutur La Nyalla, 11 Januari 2018. Akan tetapi, selanjutnya La Nyalla tidak menyerahkan uang yang diisyaratkan sampai pada akhirnya penyalonannya mesti berhenti. “Saya di panggil 08 (Prabowo) kok dimaki-maki. Prabowo itu siapa? Saya bukan pegawainya ia, kok ia maki-maki saya,” tutur La Nyalla.
Semenjak itu, La Nyalla didapati telah tak akan berada di tim Prabowo atau tim oposisi sebab tidak terdapatnya suport politik dari pihak Prabowo untuk La Nyalla, baik waktu dianya terlilit masalah hukum, jadi Ketua PSSI, serta penyalonan gubernur Jawa Timur. Lalu mulai April 2018, dia masuk jadi kader Partai Bulan Bintang (PBB) berdasar pada konfirmasi Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra.
1. Akui fitnah Jokowi Sebelum pada akhirnya masuk, La Nyalla memulainya dengan pernyataan mengagetkan jika dianya sempat memfitnah Jokowi menjadi seseorang PKI. Dia mengakui mohon maaf serta bersedia bertanggung jawab tindakannya. “Saya telah keliling, kita telah keliling dengan saya memviralkan jika Pak Jokowi bukan PKI. Saya telah meminta maaf, serta saya mengaku jika saya yang sebarkan rumor PKI itu, saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, saya yang menjelaskan Pak Jokowi itu agamanya tidak jelas, tetapi saya telah meminta maaf,” tutur La Nyalla waktu di tempat tinggal Ma’ruf Amin, Selasa (11/12/2018).
2. Geser haluan Langkah kelanjutan dari Ketua Kamar Dagang serta Industri (Kadin) Jawa Timur ini yaitu dengan merapat ke tim yang sampai kini jadi oposisinya, yaitu tim Jokowi. “Saya pribadi junjung Pak Jokowi, lebih jelas serta riil program-programnya,” Sabtu (13/10/2018) “Saya lelah jadi oposisi, saat ini junjung yang pasti-pasti saja, yang programnya telah riil serta jelas,” Sabtu (13/10/2018). 3. Meyakini Jokowi menang di Madura Menjadi bentuk supportnya pada Jokowi, La Nyalla mengatakan konsekuensi yang siap dia tanggung bila tokoh yang dia junjung kalah di Madura pada Pemilihan presiden 2019 yang akan datang. “Saya kan telah ngomong, potong leher saya jika Prabowo dapat menang di Madura,” kata La Nyalla masih tetap dari tempat tinggal Ma’ruf Amin. “Orang di Madura itu dahulu milih Prabowo sebab tidak memahami, disangka Pak Jokowi ini PKI. Kan saya telah jelasin, saya yang sebarin Obor (Rakyat),” katanya.
3. Meyakini Jokowi menang di Madura Menjadi bentuk supportnya pada Jokowi, La Nyalla mengatakan konsekuensi yang siap dia tanggung bila tokoh yang dia junjung kalah di Madura pada Pemilihan presiden 2019 yang akan datang. “Saya kan telah ngomong, potong leher saya jika Prabowo dapat menang di Madura,” kata La Nyalla masih tetap dari tempat tinggal Ma’ruf Amin. “Orang di Madura itu dahulu milih Prabowo sebab tidak memahami, disangka Pak Jokowi ini PKI. Kan saya telah jelasin, saya yang sebarin Obor (Rakyat),” katanya.
4. Rumah pemenangan Sekarang ini La Nyalla telah membuat suatu posko pemenangan untuk Jokowi di Jawa Timur, bernama Rumah Rakyat Jokowi. “Yang jelas saya akan tidak banyak omong dalam kerja saya. Silahkan Anda bertanya di Jawa Timur, kita telah miliki yang namanya Rumah Rakyat Jokowi, itu di kantor saya,” katanya.